Selama hampir dua tahun lamanya saya tinggal di negara Brunei Darussalam.
Selama itu pula saya dua kali merasakan indahnya bulan puasa di sana. Brunei
adalah negara kecil yang damai, sangat nyaman untuk tinggal maupun melaksanakan
ibadah. Tak perlu khawatir terlambat sholat sebab sangat mudah untuk menemukan
surau atau masjid yang dapat disinggahi.
Di Brunei, saya melaksanakan sholat tarawih di masjid yang terdekat dengan
tempat tinggal saya dan kawan-kawan yaitu di masjid Kampong Sungai Hanching.
Satu hal yang harus dicatat bahwa semua masjid di Brunei itu ber AC dan ber
kipas angin. Saya memiliki pengalaman yang kurang mengenakkan dengan hal ini.
Seminggu pertama sholat tarawih saya terpaksa bolak-balik toilet menjelang
sholat witir. Alasannya sederhana, panggilan alam. AC di dalam masjid terlalu
dingin, saya tidak terbiasa. Namun selanjutnya semua baik-baik saja, saya
mensiasati hal ini dengan tidak terlalu banyak minum saat berbuka puasa.
Pada tahun yang sama juga, saya berkesempatan bertemu dengan Sultan Brunei
sultan Hassanal Bollkiah. Kebetulan pada saat itu beliau melaksanakan shalat
tarawih di masjid yang sama dengan saya. Setiap bulan ramadhan sultan memiliki
jadwal untuk safari ramadhan ke masjid-masjid di sekitar Bandar Seri
Begawan. Seorang teman pria saya bahkan bercerita sudah dua kali bersalaman
dengan sultan selepas shalat tarawih. Sultan malam itu mengendarai mobil
rollroyce nya sendiri dan dengan ramahnya ia menurunkan kaca jendela lalu
melambaikan tangan. Satu hal yang patut diacungi jempol adalah beliau tidak
menggunakan banyak pengawalan, hanya ada dua mobil di belakang serta dua motor
polisi dan tak ada penutupan jalan secara besar-besaran.
Selain di masjid Kampong Sungai Hanching saya dan teman-teman juga pernah
mencoba tarawih di masjid Sultan Oemar Ali Syaefuddin. Menurut saya, shalat
tarawih di sini sedikit kurang nyaman sebab tempat jama'ah wanitanya terlalu
sempit. Jika terlambat datang hampir bisa dipastikan tidak kebagian tempat.
Setelah sholat tarawih, di depan masjid sudah disuguhi catering dari Restoran
Sariwangi. Ini bukan hajatan, hanya sekedar minuman dan makanan ringan untuk
para jama'ah. Jika mau mampir berbelanja juga bisa, pasalnya lokasi masjid Oemar
Ali ini berdekatan dengan pusat perbelanjaan, mall Yayasan. Wah, tambah senang
tarawih di sana, tapi sayangnya masjidnya agak jauh dari tempat tinggal jadi tak
bisa setiap hari ke sana.
Di Kuala Belait (dua jam dari Brunei), saya pernah melaksanakan sholat
tarawih di masjid pandan 7 dan masjid bandaran Kuala Belait. Tetapi paling
sering saya pergi ke masjid Bandaran. Saya selalu berangkat lebih awal jika akan
menuju masjid Bandaran, sebab letaknya agak jauh jika ditempuh dengan jalan
kaki. Masjid Bandaran ini berusia lebih tua dibandingkan masjid pandan 7 namun
tempat dan fasilitasnya sangat memadai. Semua masjid yang pernah saya datangi
melaksanakan sholat tarawih sebanyak 23 rakaa'at. Sedangkan imamnya ada yang
berasal dari warga setempat atau imam 'import'. Maksudnya 'import' adalah, imam
tersebut di undang dari luar negeri khusus untuk mengimami saat bulan ramadhan
saja. Contohnya di masjid Oemar Ali Syaefuddin, imamnya didatangkan dari negara
Timur Tengah. Ada juga lho yang mendatangkan dari Indonesia, contohnya ya...
kakak ipar teman saya yang selalu datang ke Brunei saat bulan ramadhan tiba
untuk memenuhi undangan dari masjid di Brunei.
Meskipun saat ini saya tak berada di Brunei lagi, namun setiap momen bulan
ramadhan di sana menjadi sebuah kenangan terindah yang tak akan pernah saya
lupakan.
Mengenang Tarawih di Brunei
Saturday, July 21, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment