Phototalk #14 The Ontang Anting

Friday, November 14, 2014


I took the picture above on last October. I took it while I was with my friends in one of the biggest Indonesian Game Center in north Jakarta. 

The games on the picture was named "Ontang Anting". In Indonesian "ontang anting" means "swing", moving forward and backward. In Indonesia, this game is very famous for children. But the name is "ayunan". We usually use rope which hanging very tight in tree or something which is strong enough to hold the load. Mothers sometimes also use it to lull to sleep the baby. She swing the baby slowly until he sleep. 

Two of my friends push me to play this game. But I rejected it. I thought that I couldn't coop with this game. Then finally they play the game and I promised to took some pictures for them. 


[CERPEN] Cinta Ayah

Aku bertemu dengannya di suatu pagi di bulan Juni lima tahun yang lalu. Saat itu aku masih seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi lokal. Ia berjalan sambil menenteng sebuah map berwarna cokelat. Ia nampak kebingungan, wajahnya nampak berpeluh namun tak menyurutkan wajahnya untuk selalu tersenyum. Kala itu ia mendatangiku yang sedang duduk beramai-ramai dengan teman-teman. Dengan suara parau dan setengah berbisik ia bertanya padaku,
“Dik, ruang administrasi di sebelah mana?” tanyanya
“Bapak mau mencari siapa?” tanyaku
“Oh ini, saya mau mengantarkan berkas registrasi, anak saya sedang sakit, tidak bisa datang”
Aku menunjukkan sebuah bangunan yang paling besar di kampus kami kemudian asik

Mimpi-mimpi Bapak

Wednesday, November 12, 2014

Bapak.. usiamu sudah lebih dari separuh abad, namun usiaku bahkan tak mencapai separuh dari usiamu. Jalan hidup dan pengalamanmu jelas lebih banyak dariku bukan?

Bapak..aku masing ingat ketika engkau bercerita tentang kisah masa kuliah di UGM yang tak pernah kau tuntaskan. Kau bercerita betapa menyenangkannya menjadi mahasiswa kala itu, masuk universitas ternama tanpa tes serta menjadi yang terbaik di antara yang lain. Bapak juga bercerita tentang kisah uniknya memilih fakultas Pertanian UGM yang tak lain karena "cewek pertanian itu cantik-cantik" hehe.. Bapak ada-ada saja. Masih terngiang juga getar suara Bapak saat menceritakan kisahnya meninggalkan kampus ini di tingkat tiga dan pada akhirnya memutuskan untuk tidak kembali kuliah meskipun kampus sudah memanggil berkali-kali.

Tapi tahukah Bapak, anakmu inilah yang mewujudkan mimpimu untuk lulus dari UGM.Aku membuatmu akhirnya bisa berkata, "Ini lho nak, Bapak dulu kuliah di sini"
Aku jugalah yang menjadi perantaramu agar engkau bisa menginjakkan kaki di Grha Saba mengantarku yang bertoga berselempang istimewa ke panggung wisuda.

Bapak..masih ingatkah Bapak dengan foto itu? apakah yang terjadi di foto itu adalah mimpi yang terselip dalam benakmu? foto saat aku berusia tiga tahun. Di foto itu engkau memegang erat diriku, lalu sebuah kecupan manis dari seekor lumba-lumba mendarat di pipiku.

Apakah Bapak tahu, foto itu adalah bukti nyata bahwa Bapak secara tidak langsung sudah mengantarkanku pada takdirku di 25 tahun kemudian.Ya, disinilah aku berpijak, setiap hari bersinggungan dengan hewan akuatik.

Bapak, sedari aku kecil kau selalu membiarkanku melakukan segalanya sendiri. Di saat teman-temanku masih di antar, di jemput, di tunggu oleh orang tuanya, aku harus gigit jari. Bapak tidak pernah bilang tidak ada waktu, Bapak juga tidak pernah bilang tidak sempat. Bapak berada di belakangku, membuatku memaksakan diri sehingga aku berusaha untuk bisa mandiri, tidak bergantung dengan siapapun.

Bapak juga membiarkanku memegang semua peralatan milik lelaki. Bukan karena Bapak tidak punya anak laki-laki, tetapi Bapak seolah ingin mengatakan pada dunia "Tanpa putra pun, aku punya putri yang tak hanya bisa memasak tapi juga tahu cara menggunakan palu dan martil, bisa menggunakan obeng, bisa mencangkul,dan menggunakan semua peralatan kerja pria".

Bapak, aku masih ingat ketika kau mengantarkanku meminjam buku matematika saat aku duduk di kelas 5SD. Kau menggandengku dan menyebrangkanku. Sepulangnya kau duduk disampingku kemudian mengajariku. Apakah ini impianmu? menjadikan semua putrimu sepintar dirimu? Bapak, terima kasih, ternyata engkau tak hanya memberikan ilmu mu kepadaku,Bapak bahkan mewariskan separuh dari gen itu padaku. Lihat nilai matematikaku, tak kalah bersaing dengan nilai di ijazahmu bukan?

Bapak, usiamu lebih dari separuh usiaku
Semangatmu lima puluh kali lebih banyak dariku
Segala asamu selalu ku bawa dalam anganku
Semua impianmu turut ku genggam dan kutanam serta dalam sanubariku

Tuhan sepertinya begitu sayang padamu..
Segala mimpi masa mudamu terwujud di usia senjamu
Bukan engkau yang mewujudkannya, tetapi anakmu
Ya, aku, putrimu inilah yang menjadikan segalanya nyata untukmu

Pak,apakah engkau bahagia?
Aku ingin membuatmu selalu tersenyum
Melihatmu bangga akan diriku
Membuatmu percaya bahwa mimpi-mimpimu bisa jadi kenyataan


#cintaayah

-Happy Father's day 2014-