Mengenang Tarawih di Brunei

Saturday, July 21, 2012

Selama hampir dua tahun lamanya saya tinggal di negara Brunei Darussalam. Selama itu pula saya dua kali merasakan indahnya bulan puasa di sana. Brunei adalah negara kecil yang damai, sangat nyaman untuk tinggal maupun melaksanakan ibadah. Tak perlu khawatir terlambat sholat sebab sangat mudah untuk menemukan surau atau masjid yang dapat disinggahi.
Di Brunei, saya melaksanakan sholat tarawih di masjid yang terdekat dengan tempat tinggal saya dan kawan-kawan yaitu di masjid Kampong Sungai Hanching. Satu hal yang harus dicatat bahwa semua masjid di Brunei itu ber AC dan ber kipas angin. Saya memiliki pengalaman yang kurang mengenakkan dengan hal ini. Seminggu pertama sholat tarawih saya terpaksa bolak-balik toilet menjelang sholat witir. Alasannya sederhana, panggilan alam. AC di dalam masjid terlalu dingin, saya tidak terbiasa. Namun selanjutnya semua baik-baik saja, saya mensiasati hal ini dengan tidak terlalu banyak minum saat berbuka puasa.
Pada tahun yang sama juga, saya berkesempatan bertemu dengan Sultan Brunei sultan Hassanal Bollkiah. Kebetulan pada saat itu beliau melaksanakan shalat tarawih di masjid yang sama dengan saya. Setiap bulan ramadhan sultan memiliki jadwal untuk safari ramadhan ke masjid-masjid di sekitar Bandar Seri Begawan. Seorang teman pria saya bahkan bercerita sudah dua kali bersalaman dengan sultan selepas shalat tarawih. Sultan malam itu mengendarai mobil rollroyce nya sendiri dan dengan ramahnya ia menurunkan kaca jendela lalu melambaikan tangan. Satu hal yang patut diacungi jempol adalah beliau tidak menggunakan banyak pengawalan, hanya ada dua mobil di belakang serta dua motor polisi dan tak ada penutupan jalan secara besar-besaran.
Selain di masjid Kampong Sungai Hanching saya dan teman-teman juga pernah mencoba tarawih di masjid Sultan Oemar Ali Syaefuddin. Menurut saya, shalat tarawih di sini sedikit kurang nyaman sebab tempat jama'ah wanitanya terlalu sempit. Jika terlambat datang hampir bisa dipastikan tidak kebagian tempat. Setelah sholat tarawih, di depan masjid sudah disuguhi catering dari Restoran Sariwangi. Ini bukan hajatan, hanya sekedar minuman dan makanan ringan untuk para jama'ah. Jika mau mampir berbelanja juga bisa, pasalnya lokasi masjid Oemar Ali ini berdekatan dengan pusat perbelanjaan, mall Yayasan. Wah, tambah senang tarawih di sana, tapi sayangnya masjidnya agak jauh dari tempat tinggal jadi tak bisa setiap hari ke sana.
Di Kuala Belait (dua jam dari Brunei), saya pernah melaksanakan sholat tarawih di masjid pandan 7 dan masjid bandaran Kuala Belait. Tetapi paling sering saya pergi ke masjid Bandaran. Saya selalu berangkat lebih awal jika akan menuju masjid Bandaran, sebab letaknya agak jauh jika ditempuh dengan jalan kaki. Masjid Bandaran ini berusia lebih tua dibandingkan masjid pandan 7 namun tempat dan fasilitasnya sangat memadai. Semua masjid yang pernah saya datangi melaksanakan sholat tarawih sebanyak 23 rakaa'at. Sedangkan imamnya ada yang berasal dari warga setempat atau imam 'import'. Maksudnya 'import' adalah, imam tersebut di undang dari luar negeri khusus untuk mengimami saat bulan ramadhan saja. Contohnya di masjid Oemar Ali Syaefuddin, imamnya didatangkan dari negara Timur Tengah. Ada juga lho yang mendatangkan dari Indonesia, contohnya ya... kakak ipar teman saya yang selalu datang ke Brunei saat bulan ramadhan tiba untuk memenuhi undangan dari masjid di Brunei.
Meskipun saat ini saya tak berada di Brunei lagi, namun setiap momen bulan ramadhan di sana menjadi sebuah kenangan terindah yang tak akan pernah saya lupakan.

0 comments: