[Recipe] Udang Goreng Sambal Bawang

Friday, July 18, 2014

Bahan:
700gr udang ukuran sedang, bersihkan
1sdt merica hitam bubuk
1/2 bks masako rasa ayam
Minyak secukupnya

Bumbu sambal goreng:
10 butir bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, iris tipis
7 buah cabai merah besar, iris tipis
8 buah cabai rawit hijau, iris tipis
3 lembar daun jeruk, buang tulangnya, iris tipis
1/2 sdt terasi matang
1sdt merica hitam bubuk
1,5sdm air jeruk nipis
50mL minyak goreng panas
1/2 bungkus masako rasa ayam

Cara membuat:
- Lumuri udang dengan 1sdt merica hitam dan 1/2 bungkus masako kemudian goreng, tiriskan
- Campur bawang, cabai, daun jeruk nipis, minyak goreng panas, dan 1/2 bungkus masako, aduk rata
- Tuangkan sambal di atas udang ketika disajikan

[Recipe] Sup Ikan kakap

Bahan:
1 ekor ikan kakap merah ukuran sedang (500gr), potong 6 bagian
8 butir bawang merah, potong 4 bagian
5 buah cabai rawit merah
5 lembar daun kemangi
1 batang serai
4 lembar daun jeruk
1,5 Lt air
1,5 bungkus masako rasa ayam

Pelengkap:
jeruk nipis

Cara memasak:
- Rebus bawnag merah, bawang putih, cabai rawit, daun kemangi, daun jeruk sampai mendidih dan wangi
- Masukkan ikan kakap, tambahkan serai. Rebus kira-kira 15-20 menit dengan api kecil
- Tambahkan masako, kemudian didihkan
- Sajikan dengan air perasan jeruk nipis selagi hangat

(sajian untuk 3 orang)

Kembang Api dan Sepotong Memori

Tuesday, July 15, 2014

Lewat pukul 8 kemarin malam saya sedang ada di dalam mobil bersama teman-teman dalam perjalanan pulang. Saya duduk di kursi tengah dengan pandangan lurus ke depan. Sementara teman-teman saya ini sibuk dengan perbincangan, saya asik memperhatikan kerlap-kerlip di langit melalui kaca depan mobil. Ya, kembang api. Saya mengamati kembang api tersebut yang gemerlap dalam gelapnya malam.

Kenangan dua tahun yang lalu pun kembali muncul dalam pikiran.Saya teringat ketika malam tahun baru tahun 2011 saya sedang berada di rumah di Sg Hanching menatap langit melalui jendela dapur dalam posisi lampu dimatikan. Ketika itu saya merasa ini tahun baru pertama saya di luar negeri. Tahun baru di Brunei Darussalam selalu saja diwarnai dengan kembang api yang sahut menyahut tepat ketika waktu menunjukkan pukul 00.00. Saya pun kembali teringat ketika masa raya tahun 2011 kembang api kembali dinyalakan. Berbeda dengan di Indonesia yang hanya menggunakan kembang api saat malam takbir hari raya, di Brunei Darussalam kembang api akan dinyalakan setiap hari, selama satu bulan. Hari Raya Idul Fitri di Brunei memang dirayakan selama satu bulan. Tiap-tiap rumah mengadakan open house dan mengundang keluarga, rekan, kenalan, dan teman untuk datang bersua dan menikmati sajian bersama-sama layaknya sedang berpesta. Setiap rumah yang mengadakan open house pasti menyalakan kembang api yang merupakan pertanda bahwa rumah tersebut tengah mengadakan open house.

Tahun baru Cina 2011. Saat itu saya menghabiskan malam tahun baru sendirian di Kuala Belait. Di tengah remang-remangnya malam suara kembang api kembali memeriahkan suasana pergantian tahun. Keesokan harinya saya menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan ke Seria. Dan tak menyangka ketika tengah hari sebuah panggilan masuk dan meminta kembali untuk bekerja. Rupanya seekor kucing ras datang dengan gejala klinis yang menurut saya tidak umum. Kucing tersebut mengalami poliuria. Berkali-kali kucing betina ini kencing sejak pagi hari. Dari anamnesa dan pemeriksaan tidak ada yang menunjukkan adanya kondisi tidak sehat. Hanya satu petunjuk yang cukup penting dari pemilik. Pemilik rumah yang kebetulan seorang Tionghoa sedang merayakan tahun baru dan menyalakan petasan serta kembang api yang jumlahnya sangat banyak. Kucing tersebut terlihat panik dan ketakutan. Baru di pagi harinya gejala yang disebutkan pemiliki muncul. Dari sinilah saya menarik kesimpulan bahwa kucing mengalami stres dan membutuhkan kondisi tenang untuk mengembalikan status kesehatannya. Tahun terakhir adalah tahun 2012. Saya tidak terlalu ingat posisi saya waktu itu. Satu hal yang pasti adalah saya sendiri entah itu di KB ataupun di Bandar. Malam tahun baru itu adalah malam terakhir saya menikmati kembang api di Brunei sebab di akhir bulan saya sudah kembali ke Indonesia.

Inilah sepotong kisah, perpotongan silang antara memori dan kembang api. Tak menyangka letupan kembang api di langit malam itu membangkitkan kenanganku tentang negeri sang Sultan.

Letupan-letupan itu gelorakan jiwaku
Membangkitkan kisah kasih tentang sebuah negeri
Percikannya takkan buat kenangan itu berlalu
Selalu, sisakan noktah terindah dalam hati

Dance the tongue with Tofu

Monday, July 7, 2014




Salah satu panganan ini sebenarnya sudah cukup lama dikenal. Sayapun sudah tahu tentang tofu sejak zaman kuliah. Tapi berhubung harganya yang lebih mahal daripada tahu biasa, saya sangat jarang membelinya. Baru setelah lulus kuliah, mulai mengurus diri sendiri dengan uang pribadi saya tertarik mencoba makanan ini.

Seperti yang di lansir dari kompas.com bahwa tofu adalah sumber protein yang baik dan mengandung karbohidrat, kalsium, serta zat besi. Tofu terbuat dari kacang kedelai dengan tekstur yang sangat lembut. Produk yang berasal dari kedelai ini dinilai dapat mencegah kanker. Tofu mengandung kalsium, zat besi, juga vitamin B tinggi. Bahkan tofu yang digoreng tidak buruk, karena mengandung kurang dari enam gram lemak dan 77 kalori.Tofu juga baik untuk daya kognitif seseorang. Sejauh ini belum ada penelitian yang menemukan bahwa tofu mempercepat penuaan dan melemahkan daya ingat. Tofu saat ini ada bermacam-macam ada yang original tofu, egg tofu, dan shrimp tofu.

Cara penyajian tofu ini gak rumit dan sulit. Bisa langsung dipotong-potong kemudian digoreng sebagai lauk  atau bisa juga digunakan sebagai campuran sayur. Tahun lalu saya pernah membelikan tofu telur untuk keluarga. Tapi rupanya rasanya kurang berkenan di lidah. Nah, kemarin baru saja membeli tofu udang. Ternyata rasanya lebih enak daripada tofu telur. Cocok sekali untuk lauk makan.


[Recipe] Tumis Brokoli

Tuesday, July 1, 2014

Brokoli, sayur yang satu ini paling pandai menarik perhatian saat dihidangkan di meja makan. Saya sendiri mengenal dan 'doyan' brokoli semenjak almarhumah bude rajin menyajikannya jika saya berkunjung ke rumah. Dan 'kegilaan' saya akan brokoli ini berlajut saat mulai hidup di Brunei. Di sana brokoli sangat murah dan porsi jualnya besar. Maksudnya brokoli yang dijual adalah yang hijau bukan bonggolnya. Bandingkan dengan di pasar-pasar di Indonesia yang kebanyakan lebih besar bonggolnya ketimbang daun hijaunya. Then kesukaan saya ini saya tularkan kepada keluarga, terutama ibu saya. Beliau sekarang lebih menyukai brokoli daripada kembang kol, enak katanya. Apalagi bapak yang sejak ada brokoli sering sekali membuat sapo.