Foto di atas diambil akhir tahun 2013 pada puncak acara Kompasianival 2013 di Grand Indonesia. Acara kompasianival tahun lalu memang tidak semegah tahun 2012 namun aura para jurnalis kompasiana tetap kental. Saya tiba di Grand Indonesia pukul 13.00. Khusus tahun itu saya datang dengan kakak. Kebetulan saja dia belum pernah ikut acara seperti ini (padahal dia juga bukan kompasianer hehe :P).
Judul dari talkshow itu adalah "Jakarta Miniatur Indonesia" dengan narasumber wakil gubernur Jakarta, Basuki Cahaya Purnama alias Ahok. Inti dari talkshow tersebut adalah mengungkapkan tentang keragaman dan keunikan Jakarta serta berbagai permasalahan di dalamnya seperti banjir dan kemacetan. Sesi terakhir para peserta dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang paling saya ingat datang dari seorang pria yang mengaku bekerja sebagai buruh pabrik. Pria ini menanyakan tentang adanya kemungkinan bagi buruh untuk bisa memiliki sebuah apartemen (bayangkan... satu buah apartemen harganya berapa). Ahok dengan santai menjawab bahwa (kalau tidak salah ingat) sampai kapanpun buruh tidak akan pernah bisa memiliki apartemen.
Jakarta dipersiapkan menjadi sebuah kota internasional yang segalanya serba ekslusif dan muahal. Jika UMR dinaikkan perusahaan akan sangat keberatan untuk menggaji karyawannya. Akibatnya hanya ada dua pilihan, pengurangan tenaga kerja agar dapat menggaji sesuai UMR atau keluar dari kota Jakarta menuju kota lain di Indonesia yang upah buruhnya lebih rendah. Konon kabarnya sudah banyak perusahaan yang hengkang ke kota Solo. Akibatnya di Solo banyak sekali buruh yang bisa dengan santai gonta ganti pekerjaan dari satu pabrik ke pabrik lain.
Jakarta sudah terlalu padat. Oleh karenanya dipersiapkan yang namanya ERP (electronic road pricing). Istilah ini sebenarnya juga baru saya kenal setelah seorang mas-mas meminta tolong untuk mengisi kuisioner sembari mengikuti jalannya talkshow. Sistem ERP ini rencananya akan diterapkan pad kawasan yang paling parah tingkat kemacetannya seperti daerah Kuningan. Jadi, setiap kendaraan yang akan memasuki kawasan tersebut 'dipaksa' untuk membayar sejumlah uang yang bersifat investasi. Diharapkan nantinya volume kendaraan yang melintas bisa berkurang dan kemacetan bisa terurai dengan sendirinya.
Acara ini sendiri baru berakhir sekitar pukul 14.00. Kompasianival 2013 ini mungkin memang tak semeriah tahun 2012 namun saya akhirnya kesampaian juga punya souvenir kompasianan berupa tas kecil yang berisi pin, ballpoint, dan sebotol air minum.
0 comments:
Post a Comment