Antara Inokulasi, Imunisasi, dan Vaksinasi

Wednesday, May 2, 2012

Selama satu hari ini saya terus memikirkan tiga kata ini, inokulasi, imunisasi, dan vaksinasi. Berawal dari seorang bule yang menelfon dan meminta inokulasi untuk anjingnya yang berusia delapan minggu. Spontan saya bertanya balik, "Inoculation? Do you mean vaccination?". "Yes" jawabnya singkat Baru kali ini saya mendengar seseorang menyamakan vaksinasi dengan inokulasi. Kalau imunisasi disamakan dengan vaksinasi saya sendiri juga masih bisa memahami. Tapi kalau vaksinasi dengan inokulasi, sepertinya ada perbedaan antara keduanya. Antara vaksinasi, inokulasi, dan imunisasi sebenarnya sering bertukar tempat, penggunaannya bisa saling bergantian. Meskipun begitu demi kepuasan akhirnya saya memutuskan untuk menelisik kembali makna dari ketiga kata tersebut. Menurut situs www.whatthedifferencewith.com vaksinasi adalah proses memasukkan suatu agen infeksi yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan/manusia untuk mendapatkan kekebalan sehingga nantinya mampu melawan penyakit tertentu. Contohnya seperti vaksin cacar, vaksin polio, dan vaksin-vaksin lain yang digunakan untuk hewan. Imunisasi adalah proses di mana seseorang atau hewan menjadi terlindungi terhadap penyakit. Atau dapat juga dikatakan bahwa imunisasi adalah suatu proses dimana sistem kekebalan tubuh membentuk benteng pertahanan dari serangan penyakit. Proses untuk menjadi kebal ini bisa didapatkan jika manusia/hewan tersebut melakukan vaksinasi. Terakhir adalah inokulasi yaitu pengenalan organisme penyebab penyakit ke dalam tubuh. Istilah ini juga merujuk pada proses dimana beberapa agen infeksi sengaja ditumbuhkan dan dimasukkan ke dalam tubuh hewan/manusia sehingga nantinya terbentuk kekebalan. Sekilas memang hampir sama dengan vaksinasi. Namun sebenarnya istilah inokulasi ini lebih banyak saya dengar dalam laboratorium dan penelitian dimana yang diinokulasi adalah hewan percobaan. Kebanyakan buku teks mengenai bakteriologi dan virologi juga sering mengistilahkan inokulasi untuk proses memasukkan suatu penyakit ke dalam sel hidup/ hewan ketimbang dua istilah lainnya. Sedangkan vaksinasi sebenarnya lebih umum dan familiar dipakai pada hewan. Pada manusia imunisasi dan vaksinasi bisa saling bertukar tanpa perubahan makna. Kini jelaslah perbedaan antara ketiganya, serupa tapi tak sama. Semuanya bergantung pada penggunannya meskipun makna ketiganya sangat mirip.

Resep Onde-onde

Satu minggu yang dipenuhi dengan pikiran onde-onde akhirnya terbayar juga. Meskipun hanya sebuah resep tapi aku berencana untuk mereleasisakannya di dapur pribadi secepat mungkin :) Bahan isi: 50 gram kacang hijau kupas, rendam 1 jam 30 gram gula pasir 1 lembar daun pandan, simpulkan 1/8 sendok teh garam 50 ml santan dari 1/4 butir kelapa Bahan kulit: 125 gram tepung ketan putih 25 gram kentang kukus, haluskan 30 gram gula pasir halus 1/4 sendok teh garam 100 ml air hangat 50 gram wijen untuk pelapis minyak padat untuk menggoreng Cara Membuat : 1. Isi: kukus kacang hijau 20 menit. Angkat. Haluskan. 2. Tambahkan gula pasir, daun pandan, garam, dan santan. Masak sambil diaduk sampai kalis. Angkat. Biarkan dingin. Timbang masing-masing 10 gram. Bulatkan. 3. Kulit: campur tepung ketan putih, kentang kukus, gula pasir halus, dan garam. Aduk rata. 4. Tuang air hangat sedikit-sedikit sambil diuleni sampai kalis dan licin. 5. Timbang masing-masing 20 gram. Pipihkan. Beri isi. Bentuk bulat. Gulingkan di wijen. 6. Goreng dengan minyak tidak terlalu panas dengan api kecil sambil diaduk-aduk berputar sampai mengembang. Besarkan apinya menjadi api sedang. Goreng sampai matang. Satu lagi resep onde-onde yang bisa menjadi alternatif bahan : 100 ml air 175 gram gula pasir 1 butir telur 2 sendok makan minyak goreng 300 gram tepung terigu protein sedang 1/2 sendok teh baking powder 1/4 sendok teh soda kue 100 gram wijen untuk pelapis minyak untuk menggoreng Cara Membuat : 1. Didihkan air. Tambahkan gula pasir sampai larut. Ukur 200 ml. Dinginkan. 2. Kocok telur dan minyak goreng sampai rata. Masukkan sirup gula sedikit-sedikit sambil dikocok rata. 3. Tambahkan tepung terigu, baking powder, dan soda kue sambil diayak dan diaduk rata. 4. Timbang masing-masing 10 gram adonan. Bentuk bulat. Celup ke air. Gulingkan di wijen. 5. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan dengan api sedang sampai matang. resep didapatkan dari eresep.com

Bercerminlah!

Friday, April 27, 2012

Lihatlah, apa yang ada di cermin. Saat kau menatap tajam ke arah cermin, apa yang kau lihat? Apakah hanya sosok tubuhmu dan wajahmu saja? Apakah hanya fisikmu yang nyata di depan cermin? Lihatlah dengan jelas, rasakan dan hayati, cermin itu berbicara kawan, ia berkata tentang apa-apa yang dilihatnya di dalam dirimu, segala lekuk tubuhmu, parasmu, sorot matamu, perilakumu, hingga manis dan pahitnya mimik di wajahmu. Setiap inchi dari guratan di wajahmu tampak dengan jelas olehnya. Tak tahukah kau bahwa cermin tak pernah berbohong? Ia selalu mengatakan semuanya dengan jelas. Tanyakanlah pada cermin yang ada di hadapanmu. Tanyakan padanya, adakah manusia sempurna di muka bumi ini? adakah manusia yang hidup tanpa kesalahan? apakah setiap orang memiliki penampilan, kepribadian, dan keahlian yang sama? Cermin selalu berkata jujur. Kau tak bisa membohongi dirimu di depan cermin sebab cermin adalah refleksi dari dirimu yang sesungguhnya.

After Long Time



Kategori:


















Musik
Jenis Soundtracks
Artis: Baek Ji Young

This song is a sountrack of Korean Drama Rooftop Prince. In the early of April I've already done translated the lyric into Indonesian. And, wow... I like the story inside the lyric. It tells about someone who pass a road. This road brings him into a past memories. He found him self in a silent on the same road after long time a go. He remember the untold stories between him and his lovers.

I do like the song, especially because Baek Ji Young's voice. She sings it beautifully. The Korean drama is still airing in Korea. Maybe in the middle or end of this year will be aired in Indonesia. And I'm sure so many people will searching for this song translation.

How Old Are You Now?

Saturday, April 21, 2012

Berada di usiaku yang saat ini bisa di bilang cukup menyenangkan. Sepuluh tahun yang lalu aku membayangkan seorang wanita yang berusia di atas 20 pasti pandai bersolek, fashion stylish sekali, dan tidak jauh-jauh dari kata SALON dan SHOPPING. Ya, mungkin itu anggapan diriku yang masih berusia belasan. Namun begitu masuk di usia kepala 2, rasanya seperti biasa saja. Aku pernah bertanya pada sahabat-sahabatku, "Teman, bagaimana rasanya berusia 20an?". Satu orang temanku yang seorang akhwat menjawab, "Kalau saya tidak merasa berubah signifikan. Dalam artian pikiran terus berkembang sesuai dengan usianya". Bagiku, akan lebih bagus jikalau usia itu seiring dengan tingkat kedewasaan dan kepribadian. Tidak juga berarti harus ditua-tuakan, tapi setidaknya sejalan seimbang dengan usianya. Kalau diharuskan untuk menilai diri sendiri dan berintrospeksi, aku rasa aku masih dalam kondisi stabil dan aman. Maksudnya, sesuai porsinya, cukup dewasa, tidak kekanak-kanakan namun juga tidak terlalu dewasa seperti orang tua. Tapi satu hal yang menurutku agak disayangkan, wajahku tidak mampu menampilkan usiaku yang sesungguhnya. Yup, aku tampak lebih muda. Bukan bermaksud memuji diri sendiri yang awet muda, tapi ini adalah fakta dengan berbagai bukti yang ada. Tidak sekali dua kali orang-orang menganggap usiaku yang seperempat abad ini lebih muda 2 sampai 10 tahun. Unbelevable bukan??? ini dia faktanya: 1. Ini kejadian di Brunei tahun 2010. Seorang cewek sekitar 20an dengan gaya modis datang ke klinik untuk memeriksa kelincinya. Setelah selesai dia bertanya, "Anda doktornya kah?". Lantas kujawab, "Iya, saya doktornya". Dan dia ber o-o sambil berkata,"muda sekali. Berapa umurnya?" "Saya 23 tahun" jawabku ramah "Lho, sama dengan saya tapi kita suda ada kreja" Akupun hanya tersenyum geli... :) 2. Tak jauh beda dengan kejadian pertama. Kali ini kejadiannya dengan seorang cewek asal Indonesia. Dia berkata, "Maaf mbak dokter, saya kira umurnya masih 18 tahun" Spontan.. tambah kegirangan dibilang masih sekelas anak belasan 3. Kalo yang ini sewaktu lebaran di tempat tetangga di Brunei. Ada yang bilang begini, "Wah, doktornya masih muda. Saya pikir umurnya 14 tahun" Apa??? ini bercanda atau betulan. Yang benar saja aku dibilang anak SMP. Yah, whatever lah 4. Suatu kali di bandara waktu di ruang keberangkatan dari Brunei ke Malaysia aku ditanya oleh ibu-ibu di sebelah. "ke Indonesia mau kuliah ya?" . Wahaha.. ini benar-benar lucu. Dua tahun lepas dari bangku kuliah, masih terlihat seperti anak kuliahan 5. Lebih gawat kejadian yang ini. Waktu aku pergi ke carefour lebak bulus. Seorang cewek dari bank mega datang. "Mbak masih kuliah atau karyawati. saya mau pendataan untuk kartu bank mega carefour" "Saya pekerja" jawabku tegas "Umurnya sudah 21 belum?" (ini ndagel tenan. Seusiaku ini ternyata masih terlihat dibawah 20 rupanya). Si cewek ini makin kaget lagi sewaktu melihat KTP dan pekerjaanku. Ckckck ini aku yang terlihat muda atau dia yang terlihat tua?? Masih banyak kejadian lain yang serupa. Terlebih lagi kalau pergi ke pasar aku lebih banyak dipanggil "dek" daripada "mbak" apalagi "ibu". Hohoho... terakhir sewaktu naik travel aku malah didudukkan di sebelah sopir. Dan saat naik kapal bapak sopir ini bilang, "Ayo dek kalau mau ke atas saya antar". Wah, rupanya aku disangka anak kecil... Ah tak mengapa. Semua tak merugikanku. Kalau aku menyikapi hal-hal ini dengan kepala dingin saja. Gak terlalu di ambil pusing. Paling penting adalah pribadiku bisa membuktikan kedewasaanku. Biarkan orang dengan persepsinya masing-masing, dan ketika mereka tahu yang sebenarnya mereka akan tercengang-cengang. Hey guys... don't judge the book from its cover.

@rahasiacowok

Thursday, April 19, 2012

Kata @rahasiacowok, cowok itu kalo ditolak makin menjadi-jadi semangatnya. Iyakah?? Klo yg cewek memang gak suka gmn? apa msh terus memaksakan untuk maju? Cewek juga takut kali kalau di kejar sedemikian rupa #pengalanman. Lalu untuk yg cewek, klo sengaja nolak trus kebetulan yg cowok mundur, gak nyesel tuh? Bukankah lebih baik sama-sama jujur daripada saling membohongi. Kenapa harus ditolak kalau sebenarnya suka? Trus buat yang cowok, lebih bagus klo semangatnya cukup pada porsinya. Maksudnya, klo sdh usaha maksimum tp blm ada hasil, bukankah lebih baik cari yang lain? Dan kalau si cewek memang sudah kelihatan suka, alangkah bagusnya kalau ditindak lanjuti dengan semangat berapi-api. *it's only a note after read my twitter. that's all :)

A Cup of Coffee Tonight

Tuesday, April 10, 2012

Temanku malam ini adalah secangkir kopi Bukan kopi robusta ataupun arabica Kopi spesial yang aku buat dengan rasa cinta Diambil dari biji pilihan hati Diolah dengan senyum sepenuh jiwa Disajikan dalam cangkir cantik penuh makna Kasihku malam ini adalah secangkir kopi Manis tampilannya namun pahit rasanya Tak kuberi gula walau hanya sedikit saja Bahkan kremerpun hanya seujung buku jari Kuaduk rata dengan sendok kecil tanpa bersuara Kuseduh perlahan hingga terlihat bagian dasarnya Belahan jiwaku malam ini adalah secangkir kopi Sudah habis isinya namun tetap teringat nikmatnya Ujung-ujung syarafku menjadi terangsang dengan kafeinnya Satu cangkir saja cukup untuk malam ini Bersamanya aku telah terbuai dalam sunyinya dunia Larut dan tenggelam hingga pagi hari menyapa