Tarawih Bicara Politik (lagi)

Wednesday, August 8, 2012

Kejadian ini berlangsung kemarin malam di tempat saya melaksanakan tarawih. Agak kaget juga, di saat berita Rhoma Irama dengan 'SARA' nya yang begitu santer, ternyata masih ada juga yang membawa permasalahan politik ke dalam ibadah. Tidak masalah sebenarnya kalau mau bicara politik saat ceramah/ kultum/ dakwah, hanya saja konteksnya harus diperhatikan. Orang-orang akan salah mengartikan ceramah itu sebagai suatu upaya kampanye bila didalamnya ada unsur SARA serta penghasutan, apalagi situasi menjelang PILKADA Jakarta Putaran kedua.
Saya menangkap pesan yang kurang mengenakkan saat pimpinan ta'lim yang juga imam tarawih membicarakan soal PILKADA dan bujukan untuk tidak memilih salah satu calon karena alasan agama dan suku. Dalam pandangan saya, kalau hanya menyampaikan ayat/ hadits serta pendapat sih, silahkan saja, namun jangan sampai ada upaya menghasut. Negara Indonesia ini bukanlah negara islam, tapi negara demokrasi. Jadi, wajar apabila warga masyarakat yang majemuk ini menerapkan prinsip LUBER pada setiap pemilihan para pemimpinnya. Agaknya beliau lupa dengan hal tersebut.
Bahkan ketua MUI, K.H. Amidhan melalui okezone berani menyatakan bahwa pemimpin yang adil nonmuslim lebih baik didukung daripada sosok muslim yang dzalim. Sekarang semua kembali ke masyarakat lagi, sebab merekalah yang memilih pemimpin. Posisi saya saat ini hanyalah pengamat yang kebetulan tinggal di Jakarta, bukan pemilih ataupun tim kampanye. Pesan saya untuk warga Jakarta, pilihlah sesuai hati nuranimu. Pilihlah calon gubernur yang mampu memimpin dan menjadikan Jakarta lebih maju. Jangan hiraukan segala upaya hasut-menghasut atau kampanye hitam apapun, lebih baik cari informasi yang akurat sebanyak mungkin tentang calon yang akan Anda pilih agar tidak menyesal nantinya. Buat para penceramah, hati-hati, bisa-bisa barisan tarawih makin menipis gara-gara aksi yang seperti ini.

0 comments: