Korean Drama: Antique

Friday, July 13, 2012

 


Kategori:















Film
Jenis drama

Bertahun-tahun Kim Ji Hyeon (Joo Ji Hoon) memendam perasaan takut dan trauma. Ia belum bisa membebaskan diri dari peristiwa penculikan di masa kecilnya. Ji Hyeon hanya mengingat bahwa setiap hari selama dua bulan ia disuguhi kue oleh sang penculik. Peristiwa itu telah membuatnya tak bisa merasakan segala sesuatu yang manis dan terus dibayang-bayangi kenangan yang buruk.

Berangkat dari keinginannya untuk dapat hidup secara normal, Ji Hyeon keluar dari perusahaan ayahnya dan mendirikan sebuah toko kue bernama "Antique". Secara tak sengaja ia bertemu kembali dengan Min Seon Woo (Kim Jae Wook) yang melamar menjadi patissier di toko kuenya. Seon Woo adalah teman Min Jun sewaktu SMA dan ia adalah seorang gay. Berkali-kali ia dikeluarkan dari tempat bekerja karena wajahnya yang menarik perhatian para pria. Ia sangat takut pada wanita. Oleh karena itu ia hanya bisa bekerja dengan pria, tentu saja pria yang tidak tertarik dengannya. Kemudian datanglah seorang pemuda bernama Yang Ki Beom (Yoo Ah In). Kerusakan retina membuatnya tak bisa bermain tinju lagi. Ki Beom sangat menyukai kue dan ia rela bekerja meskipun hanya dibayar dengan kue. Kesukaannya terhadap kue ini menjadikannya sebagai murid dari seorang Seon Woo. Orang terakhir yang bergabung dengan toko kue ini adalah Nam Soo Young (Choi Ji Hoo). Ibunya pernah bekerja di rumah Ji Hyeon. Awalnya ia dikirim oleh keluarga Ji Hyeon untuk mengawasi kegiatan Ji Hyeon di toko kue. Namun akhirnya ia dilatih untuk membantu pekerjaan di toko.

Toko kue ini berkembang cukup pesat. Hingga tak lama, kembali terdengar kabar penculikan anak kecil. Dan sang penculik membeli kue dari toko kue Antique. Inilah saat yang ditunggu oleh Ji Hyeon untuk menangkap sang penculik dan membuang semua rasa takut yang selama ini menghantuinya.

Film ini diangkat dari sebuah manga Jepang yang berjudul Antique Bakery (西洋 骨董 洋菓子店 Seiyō Kottō Yōgashiten). Di Jepang sendiri manga ini juga sudah difilmkan dengan judul "Antique Cake Shop". Adaptasi ke dalam film Korea diberi judul "Antique" (서양골동양과자점 앤티크, Seoyang-gol Dongyang-gwaja-jeom Antique). Film ini menjadi salah satu film terbaik di Korea dengan jumlah penonton mencapai satu juta dalam dua minggu setelah rilis.

Akting dari ke empat pemeran utamanya tidak perlu diragukan lagi. Ini adalah film pertama dari Joo Ji Hoon sebelum ia dibui akibat kasus narkobanya. Joo Ji Hoon yang juga tokoh utama dalam Princess Hours dan The Devil ini mampu memerankan sosok pemilik toko kue dengan kisah traumatiknya. Akting Kim Jae Wook jelas sangat memukau. Ia begitu lepas memerankan seorang Seon Woo yang juga gay. Salah satu pemeran di Coffe Prince dan Marry me Marry ini tampak begitu natural dengan body language yang meyakinkan. Tak jauh beda dengan Yoo Ah In. Pemeran Moon Jae Shin dalam Sungkyukwan Scandal ini bermain sangat apik meskipun saat itu ia masih berstatus sebagai pemain muda. Sehingga tak heran lagi jika ia kemudian mendapatkan penghargaan sebagai pemain pendatang baru dari Director's Cut Awards kala itu.

Tulisan yang Tak Terselesaikan

Thursday, July 12, 2012

Belakangan aku tersudut dalam penjara pikiranku sendiri. Menulis tiba-tiba saja menjadi hal yang sulit. Memang benar kalau orang berkata menulis itu susah-susah gampang. Menulis di kompasiana itu bak menyediakan hidangan untuk para pemilik kursi di meja makan. Semua harus dipersiapkan dengan benar dan tepat, mulai dari bahan-bahan yang akan dipergunakan hingga proses pengolahan. Jika makanan tersebut sangat enak, piring-piring di meja makan lekas kosong dan para tamu puas akan kelezatan makanannya. Jika rasanya tak enak, bisa jadi tak ada satupun yang mau untuk mencicipinya.
Sama halnya dengan menulis, semua juga harus dipersiapkan dengan baik. Ide dan juga bahan penulisan harus matang sehingga tulisan akan berbobot dan dibaca banyak orang. Namun semua tak seindah yang kukira. Ide sangat banyak berkelebatan di dalam kepala. Begitu mulai menuangkannya ke dalam baris demi baris, semua ide mendadak menguap. Dua-tiga paragraf awal terselesaikan, tetapi begitu masuk bagian terakhir merasa kehilangan arah atas tulisan. Seperti tak bisa menuntaskan sebuah cerita. Akhirnya tulisan terbengkalai dan tidak terpublish.
Sebelumnya kesulitan hanya ada saat membuat judul, jadi tulisan selesai tapi bingung menulis judul yang sesuai. Saat ini ide sangat banyak namun tidak bisa tuntas menjadi sebuah karya yang utuh. Inilah sebabnya saya agak jarang menulis di kompasiana belakangan ini. Saya mencoba menjadi penghuni kompasiana yang aktif dengan tulisannya. Tapi kalau terus menerus begini apa yang akan saya torehkan di kompasiana selanjutnya?

Sound of Heart

Wednesday, July 11, 2012

Jangan, jangan buat aku terbang ke awang-awang lalu terhempas dalam sekejab mata.
Bila seluruh apresiasi hanya kagum semata, tinggalkanlah aku di sudut sana
Jangan anggap aku sebagai mainan kecil yang bisa kau tarik-ulur lalu kau lempar dan tinggalkan saat kau bosan
Meskipun semua tak seindah yang ku duga
Meskipun semua tak semanis yang ku rasa
Aku bukanlah manusia bodoh yang hanya menjadi objekmu saja
Bila memang kau dapat terbuka padaku, tunjukkan dirimu dan sapalah aku
Aku akan menjadi teman baikmu dan sahabat sejatimu
Aku kan menjadikanmu hal termanis dan kenangan terindah bagiku.

Now A1 Again

Saturday, July 7, 2012

After long time not hear about boy band a1, finally I get new information about them. Originally has 4 members, now only 3, without Paul Marrazi. He left the band on 2002 because his personal reason.
I still remember that I have 4 cassettes of a1, form the 1st until the 3rd plus the best album. In my opinion their musicality have change in every album. The 1st album which is titled 'here we come' introduced about them and their music. I can't say that a1 is a pure boy band because each of the member has their abilities with music instruments. Mark Read is a good composer, he can play piano and keyboard. Christian Ingebrigtsen can play guitar. Ben Adams is a good lead singer. And Paul can play oboe.
Actually I like 1st album better than the 2nd or 3rd. I can hear them sing ac capella in song 'forever in love'. I also can hear the upbeat song such as 'if only', 'still around', 'be the first to believe', and 'hey you'. For the 2nd and the 3rd were bloweing up their abilities. It also has concept like real band with additional player.
I think I never get bored when I hear a1's songs. And this year they have had concert with new album. The concert was held in Singapore and Manila. I don't think Jakarta will be their next destination. But I'm happy with their come back, even though without Paul. Tonight I think I'll sink my self with their voice and song.... until my eyes closed and the morning comes.

A Tribute



To the one who ask me for waiting....

그대가 보이네요
geudega boineyo
내 맘속 단 한 사람
ne mamsok dan han saram
그토록 그리워한
geutorok geuriwohan
그대가 보여요
geudega boyoyo


보이지 않나요 나
boiji annayo na
들리지 않나요 내 맘
deulliji annayo ne mam
나 여기있어요 나 기다릴께요
na yogi issoyo na gidarilkkeyo
나 그대여야만 해요
na geude yoyaman heyo
아파도 웃음이 나요
apado useumi nayo
웃어도 눈물이 나요
usodo nunmuri nayo
그대의 기억이 머무는 그곳에 나 있어요
geudeye giogi momuneun geugose na issoyo


얼마나 기다려야
olmana gidaryoya
그대가 날 볼까요
geudega nal bolkkayo
이렇게 간절한 맘
iroke ganjol-han mam
그대는 모르나요
geudeneun moreunayo

보이지 않나요 나
boiji annayo na
들리지 않나요 내 맘
deulliji annayo ne mam
나 여기있어요 나 기다릴게요
na yogi issoyo na gidarilgeyo
나 그대여야만 해요
na geude yoyaman heyo
아파도 웃음이 나요
apado useumi nayo
웃어도 눈물이 나요
usodo nunmuri nayo
그대의 기억이 머무는 그곳에 나 있어요
geudeye giogi momuneun geugose na issoyo

살며시 날 잡아주던 그 손길
salmyosi nal jabajudon geu son-gil
날 보던 따뜻했던 그 미소
nal bodon ttatteut-hetdon geu miso
눈물조차 아름답던 사랑
nunmuljocha areumdapdon sarang
내 맘은 아직 그대론데
ne mameun ajik geuderonde

나 그대여야만 해요
na geude yoyaman heyo
나 여기 서있을께요
na yogi soisseulkkeyo
시간이 흘러도 눈물이 흘러도
sigani heullodo nunmuri heullodo
그대만 기다릴게요
geudeman gidarilgeyo
아파도 웃음이 나요
apado useumi nayo
웃어도 눈물이 나요
usodo nunmuri nayo
그대의 기억이 머무는 그곳에 나 있어요
geudeye giogi momuneun geugose na issoyo


*정말 이게 미칠 것 같아요. 진심이야, 당신을 믿은지 모르겄다*.

About Respect

Friday, July 6, 2012

Sebuah percakapan tadi siang tiba-tiba mengingatkan saya akan tiga kata paling ampuh yang seharusnya menjadi kata sakti penyambung hubungan antar manusia. Kata tersebut adalah MAAF, TERIMA KASIH, dan TOLONG. Menengok kompasiana, ternyata sudah banyak sekali artikel yang membahas ketiga kata itu (oleh karena itu tulisan ini tidak saya posting di sana). Jika berbuat salah ucapkanlah "maaf".Kata itu begitu sederhana namun bagi sebagian besar orang sangatlah sulit di ucapkan. Biasakanlah untuk mengucapkan kata tersebut meskipun kesalahan yang kita buat sepertinya hanya kesalahan kecil. Misalnya pada saat terlambat datang, katakan 'maaf' kepada orang yang sudah bersedia menunggu kita. Jangan anggap hal ini terlalu sepele. Bagaimanapun orang tersebut sudah membuang waktunya untuk menunggu. Dan waktu itu sangatlah berharga.
Sama halnya dengan kata 'terima kasih'. Sering mengucapkan terima kasih bukan berarti kita bermaksud 'memuji-muji' atas apa yang orang lain kepada kita. Kata terima kasih menurut saya adalah satu bentuk ucapan untuk menghargai atas apa yang orang lain lakukan atau berikan kepada kita. Jika telah dibantu oleh seseorang ucapkanlah terima kasih. Menyampaikan terima kasih juga tak harus serta merta memberikan imbalan. Orang yang telah membantu kita tentu akan senang mendengarnya meskipun apa yang ia lakukan hanya dibalas dengan ucapan terima kasih.
Terakhir adalah kata 'tolong'. Jika meminta pertolongan seseorang ucapkanlah kata 'tolong'. Kata tolong termasuk salah satu kata perintah. Dengan menambahkan kata 'tolong' akan membuat kalimat perintah tersebut menjadi lebih haluis. Saya selalu ingat dengan kata 'tolong' dalam kata bahasa inggris, 'please'. Hampir di setiap kalimat tolong yang polite dalam bahasa inggris ditambahkan kata 'please', misalnya 'could you please.....'.
Ketiga kata tersebut merupakan suatu bagian dari respect atau hormat. Jangan sungkan untuk mengucapkan kata tersebut bahkan kepada anak kecil atau orang yang lebih muda dari kita. Bagi saya ketiga kata itu mencerminkan bentuk kesopanan dalam menjalin hubungan terhadap orang lain. Jangan pernah merasa bahwa dengan mengucapkan kata-kata tersebut kita merendahkan harga diri kita. Tidak, itu salah sama sekali. Kata maaf, terima kasih, dan tolong merupakan kata yang tulus keluar dari bibir orang yang mengucapkannya. Itu adalah interpretasi dari rasa penghargaan dan pengharapan yang memiliki tingkat toleransi yang tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

Ini Deja Vu

Sunday, July 1, 2012

Jum'at malam yang lalu seorang kawan mengajak saya pergi ke mall blok M. Ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi tempat tersebut selama tinggal di Jakarta. Sebenarnya siang hari saya sudah lewat blok M namun tidak ke sana sebab tujuan saya ke tanah abang. Oke, masuk ke mall blok M tidak ada yang spesial. Sama seperti mall lainnya, penuh dengan toko-toko dan berbagai tempat makan. Satu jam berputar-putar kami berpindah menuju blok M Plaza. Di bagian depan ada dua patung ondel-ondel menyambut para pengunjung. Kemudian saya dan teman saya ini mulai menjelajah. Walking and walking. Then I feel something. Ini de javu. Tiba-tiba saya merasa saya sudah pernah mengunjungi tempat ini dalam mimpi beberapa minggu yang lalu. Saya ingat betul dalam mimpi, saya berjalan di tempat yang sama. Plaza ini didesain dengan bentuk jalan melingkar dan menanjak sekitar 20-30 derajat seperti mengelilingi gunung. Dalam mimpi saya melihat diri saya masuk ke toko buku dan asesories. Dan memang benar bahwa beberapa saat yang lalu saya keluar dari sebuah toko asesories.
Pengalaman ini bukan pertama kali untuk saya. Ini sudah yang ke empat kalinya. Pertama di utara gedung pusat UGM, kedua di Candi ratu boko, ketiga di sebuah jalan di Purworejo. Berdasarkan penelusuran melalui dunia maya, apa yang saya alami ini dinamakan sebagai deja visite yang merupakan bagian dari deja vu. Lalu apa de javu itu? Istilah ini pertama kali muncul dari seorang peneliti Perancis Émile Boirac (1851-1917) dalam bukunya L’ Avenir des sciences psychiques(“The future of Psychic Sciences“). Deja vu secara harfiah dalam bahasa Perancis berarti 'pernah melihat/ pernah merasa'. Deja vu ini juga disebut paramnesia yang dalam bahasa Yunani berarti "mendekati, nyaris' dan 'ingatan/memori'.
Arthur Funkhouser membagi deja vu menjadi beberapa bentuk antara lain Deja senti, Deja vecu, dan Deja visite. Deja senti adalah sensasi pernah merasakan sesuatu. Deja vecu berarti pernah melihat sesuatu terutama peristiwa. Dalam suatu quotation milik Charles Dickens menyatakan "We have all some experience of a feeling, that comes over us occasionally, of what we are saying and doing having been said and done before, in a remote time – of our having been surrounded, dim ages ago, by the same faces, objects, and circumstances – of our knowing perfectly what will be said next, as if we suddenly remember it!" "...Kita memiliki semua pengalaman tentang perasaan yang datang secara tiba-tiba, apa yang kita katakan dan lakukan serasa pernah terjadi beberapa waktu sebelumnya..".
Sedangkan deja visite adalah suatu fenomena dimana seseorang merasa pernah mengunjungi suatu tempat bahkan mengetahui seluk beluk tentang tempat tersebut. Penyebab dari deja vu sendiri sampai saat ini masih menjadi suatu penelitian. Ada yang mengatakan bahwa deja vu terkait dengan kemampuan paranormal adapula yang menghubungkannya dengan suatu penyakit degeneratif otak. Sebanyak 70% manusia di dunia ini pernah mengalami deja vu. Dan ada sekitar 40 teori yang menjelaskan mengenai deja vu ini. Salah satu teori yang menarik bagi saya adalah teori milik Sigmund Freud mengenai teori 'Puncak Gunung Es'. Teori ini menyatakan tentang pikiran sadar dan bawah sadar sebagai suatu pemahaman terhadap fenomena deja vu. Pikiran sadar diibaratkan bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut. Sedangkan permukaan air adalah batas dari kesadaran. Sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima masuk dan tersimpan dalam alam bawah sadar dan hanya sedikit yang muncul ke permukaan.
Bercermin dari teori tersebut, mungkin saja tempat dimana saya merasa pernah mengunjungi sebelumnya sebenarnya pernah saya lihat secara tidak sadar. Mungkin saja tempat itu pernah saya lihat secara tidak langsung di televisi, koran, video, atau dalam bentuk visual lainnya. Kemudian secara tidak sadar otak merekam tempat tersebut ke dalam alam bawah sadar dan baru muncul ketika saya berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karenanya saya merasa hal tersebut sebagai suatu deja visite.
Dibelakang teori ini masih banyak teori-teori lain yang saling mendukung atau saling berlawanan. Bagi orang yang mengalami suatu deja vu tentu akan merasakan suatu 'kebingungan', 'aneh', dan merasa familiar dengan hal yang dilihat, dirasakan, atau dikunjungi. Bahkan tak jarang merasakan hal tersebut seperti berada di luar jangkauan otak tentang asal dan proses deja vu itu terjadi. Semua seperti terjadi begitu saja.

Seabad berlalu, studi terhadap deja vu tetap berlangsung meskipun asal muasalnya belum menampakkan suatu kejelasan yang pasti. Deja vu terus menjadi suatu fenomena yang misterius hingga muncul suatu pertanyaan "Apakah orang yang mengalami deja vu sedang melalui suatu perjalanan menuju realita yang tak pernah ada sebelumnya atau mereka yang terlalu 'buta' hingga tak menyadari atas suatu peristiwa tertentu?"

referensi
http://pointersviewpoint.wordpress.com/2010/05/27/deja-vu-deja-visite-deja-senti/
http://id.wikipedia.org/wiki/D%C3%A9j%C3%A0_vu
http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/01/fenomena-deja-vu-yang-misterius.html