Setitik Rasa

Tuesday, May 8, 2012

Aku tak dapat tersenyum pagi ini, Satu titik rasa itu bergejolak dalam dadaku. Titik itu seperti menusuk hingga ke dasar lubuk hatiku. Titik itu memberikan luka tak terkira. Mimik wajahku tak mampu berbohong. Meskipun aku mencoba menutupi, aku tak mampu membohongi diriku sendiri. Setitik rasa itu sudah menjalar ke pembuluh darah di seluruh tubuhku. Sehingga antara hati dan otakku seakan gamang, sulit untuk berjalan berdampingan. Bagiku kini semua sulit untuk di logika. Bahkan hal yang di depan matapun sudah tak ku anggap lagi. Rasa itu....ada.... namun ia datang dan pergi. Rasa itu hanya sebuah titik, tapi goresannya tepat mengena di jantungku. Membuatku sulit bernafas, tak dapat berkata, dan masuk dalam lingkaran tanda tanya. Setitik rasa itu bagai bagian dari diriku. Kepergiannya meninggalkan angan yang merekat erat dalam substansi abu-abuku. Kedatangannya membawa asa yang mengukir substansi putihku. Kini aku mendapati titik itu ada di sudut mataku. Aku bahkan tak dapat melihatnya dengan mata hatiku. Persembunyiannya bagai sebuah teka teki tanpa petunjuk. Kemunculannya bagai sebuah langkah tanpa jejak. Rasa itu.... akan tetap menjadi sebuah titik yang hanya bisa kurasakan tanpa bisa melihatnya. Rasa itu.... hanyalah sebuah pengharapan yang bisa sentuh namun tak bisa ku genggam.

Hanya Ingin Menulis

Sunday, May 6, 2012

Aku hanya ingin menulis, melukiskan sebuah kisah dalam huruf dan kata, merangkainya dalam baris-baris kalimat. I just want to write, soak the paper with a lot of words, fulfill it with black ink, and make it as a beautiful history. Menulis, cukup itu yang aku inginkan. Dengan begitu aku akan puas karenanya. Meskipun aku tak mampu menghempaskan semuanya, meskipun aku tak bisa meluapkan segalanya. The only write I want, it just enough for me. I'll be satisfied with it. Even if it's hard, even if it's difficult. But I know I can face it. Hanya dengan menulis aku bisa ungkapkan sepotong cinta dalam sastra. Aku dapat uraikan duka dalam bahagia. Dan aku bisa membingkai berbagai cerita dalam figura kata.

Senangnya Bisa Tahu Banyak Bahasa

Berapa banyak bahasa yang Anda tahu? Seberapa menguasai terhadap bahasa itu? Apakah ada untungnya belajar banyak bahasa? Attention!!! Jangan pernah berkata tidak ada untungnya kalau belum pernah mencobanya. Kalau saya merasakan sensasi yang menyenangkan ketika mengetahui apa yang dikatakan orang, sementara orang di samping saya hanya terbengong-bengong. Bukan bermaksud mengejek, tapi inilah salah satu keuntungan mengetahui banyak bahasa. Selain bisa berkomunikasi saya juga tidak akan bisa dibohongi oleh orang lain, sebab saya tahu apa yang mereka katakan. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali saya harus senyum-senyum saat para klien sibuk berbicara dengan 'bahasa ibu' mereka. Dalam hati saya berkata, 'Hey, I know what they're talking about'. Peristiwa-peristiwa di atas terjadi ketika klien yang berkebangsaan Korea datang ke klinik beberapa waktu yang lalu. Sebenarnya mereka bisa berbahasa Indonesia. Namun terkadang mereka bicara dengan bahasa Korea terhadap hewan peliharaannya atau dengan keluarga yang ikut mengantar. Telinga saya langsung bereaksi ketika mendengar percakapan mereka. Sedikit-sedikit saya mengerti topik yang sedang mereka bicarakan, meskipun tidak ikut nimbrung. Dan, mohon maaf bagi teman di sebelah saya, "I can't tell you what they're talking about now". Dari sinilah saya mata saya terbuka bahwa bahasa Korea yang pernah saya pelajari itu ada manfaatnya, bukan untuk bermain-main atau sekedar kepuasan belaka. Kejadian yang serupa juga pernah saya alami ketika seorang klien berkebangsaan Singapura datang dengan kucingnya. Beberapa kali si klien ini menggunakan bahasa Melayu. Otomatis teman saya agak kebingungan menjawab karena kurang paham. Pada akhirnya sayapun mentransfer informasi dari klien ini kepada teman saya ini. Beberapa kejadian lainnya berkaitan dengan bahasa Inggris. Meskipun bahasa Inggris sudah masuk dalam daftar pelajaran sejak sekolah dasar tetapi bahasa Inggris sangat jarang digunakan untuk percakapan sehari-hari. Oleh karenanya ketika bertemu dengan orang asing kebanyakan orang Indonesia akan mengalami kesulitan berkomunikasi. Dari semua teman-teman saya, pasti mereka akan berkata "Saya tahu apa yang mereka katakan, tapi saya bingung untuk menjawabnya. Otak saya berpikir kata apa yang akan saya pakai, grammar, juga tenses nya". Kalau sudah begini, biasanya saya hanya akan menyarankan, "Keluarkan saja apa yang ada di kepalamu. Jangan terpaku pada tenses atau grammar. Bahasa itu bersifat fleksibel, yang paling penting adalah lawan bicaramu mengerti apa yang kamu sampaikan". Bahasa apa saja yang kamu tahu? Apakah harus bahasa asing? Saya rasa, kita sebagai bangsa Indonesia memang dilahirkan dengan kemampuan bahasa cukup bagus. Indonesia tidak hanya punya banyak kebudayaan tetapi juga bahasa. Coba diingat lagi, pada saat masih kecil bahasa apa yang diajarkan oleh kedua orang tua kita? Paling minimal para orang tua mengajarkan anaknya bahasa Indonesia ditambah bahasa sehari-hari yang biasanya adalah bahasa daerah. Untuk bahasa daerah sendiri bisa lebih dari satu bahasa. Contohnya begini, si A lahir di Lampung, kedua orang tuanya bersuku Lampung, saat di rumah ia banyak berbicara dengan bahasa Lampung, Namun ketika bermain ia berbicara bahasa Jawa yang memang dipergunakan oleh teman-temannya. Saya rasa mengetahui bahasa daerah akan bermanfaat kalau kita sering travelling alias jalan-jalan keliling Indonesia sebab cara termudah untuk berbaur dengan masyarakat di daerah adalah dengan komunikasi. Bicara komunikasi tentu yang dimaksud adalah bahasa. Sebenarnya bisa juga menggunakan bahasa Indonesia, namun untuk di daerah biasanya agak terasa kaku dan formal. Belakangan ini saya mendengar bahwa SMA tempat saya bersekolah dahulu memiliki ekstrakurikuler bahasa. Tidak hanya satu bahasa, tapi tiga bahasa yaitu Jepang, Arab, dan Perancis. Wah....anak-anak sekarang pasti kemampuan bahasanya lebih tinggi lagi. Memiliki kemampuan berbahasa asing tentu akan jadi satu nilai plus. Selain bisa menambah kawan juga dapat dipergunakan sebagai modal untuk berbisnis. Tak jarang lho, orang mendapatkan uang dari kemampuannya berbahasa. Oleh karena itulah sayapun memacu diri untuk terus maju dan tidak ketinggalan. Di saat orang lain bisa lebih dari satu bahasa, saya yakin bahwa saya juga bisa melakukannya bahkan lebih dari itu. Kalau boleh membuat satu program, saya juga ingin suatu saat bisa mempelajari bahasa Cina dan Jerman. Saya rasa kedua bahasa ini cukup menarik dan bermanfaat. Lalu bagaimana dengan Anda? tertarik untuk mencoba?

Crash Into You

Friday, May 4, 2012



Kategori:















Buku
Jenis Romansa
Penulis: aliaZalea

After one week in waiting, finally I bought this novel yesterday. The first impression of this novel is not as excite as 'Celebrity Wedding'. I spend half of this book without any 'feel'. It just like nothing happen and interest moment. I didn't feel any fluttering or romantic scene like I wish.

This novel is telling us about Nadia who has the most hate guy in all of her life, Kafka. And one day in her life, when she was in 29 years old she find herself in Kafka's hotel room. Then this two persons make a communication without state what the name of their relationship. They do flirting by message, skinship, kissing, hugging, etc. But then missunderstanding happen when Kafka leaves Nadia without any message.

Ok, I confess that some story of this novel same with my love story. This novel is happy ending. But I don't know wwheter my love story will be same with this novel or different et al.

After all I finish this novel I guess I must read again one more time. I want to find what the 'miss' feeling from this novel. I know that aliaZalea try to make this novel chick and interest. Sometimes I also feel that this novel similar with the previous novel, 'miss pesimis'. Maybe the author too fast make new story so that the taste almost same.

Maybe just an advice for the author to be more carefull with the story. I hope I can find something new in her next novel. Perhaps she can put the third character to make the novel more wonderfull :)

The Goldsteins' Wellness & Longevity Program: Natural Care for Dogs and Cats

Thursday, May 3, 2012

Kategori: Buku
Jenis Ilmu Pengetahuan
Penulis: Robert Goldstein dan Susan Goldstein

Buku ini adalah buku pengobatan kedokteran hewan yang 'dipinjamkan' oleh senior saya. Buku ini mengulas pengobatan pada kucing dan anjing tanpa menggunakan bahan kimia. Didalamnya banyak dibahas mengenai pengobatan herbal menggunakan produk-produk kesehatan veteriner yang beredar di pasar luar negeri seperti homeopatik, NBT, dan Chinese Herbal Remedies. Terapi yang ditawarkan juga tidak hanya dengan produk-produk komersil namun juga menggunakan bahan-bahan alami yang bisa kita dapatkan di lingkungan sekitar.

Buku ini membahas terapi berdasarkan penyakit yang umum pada kucing dan anjing. satu hal yang menarik perhatian saya adalah resep-resep herbal yang dituliskan dalam bentuk kolom kecil di sudut halaman. Saya harap suatu saat bisa menerapkan terapi tersebut pada salah satu pasien yang saya miliki.

Masih banyak yang harus saya baca lagi dari buku ini. Saya sadari bahwa penggunaan produk-produk komersil di atas tadi sepertinya sulit dilakukan terutama di Indonesia. Namun tidak ada salahnya untuk mengambil poin-poin penting komposisi dari produk herbal tersebut agar nantinya bisa dikombinasikan dengan obat yang beredar di Indonesia.

Antara Inokulasi, Imunisasi, dan Vaksinasi

Wednesday, May 2, 2012

Selama satu hari ini saya terus memikirkan tiga kata ini, inokulasi, imunisasi, dan vaksinasi. Berawal dari seorang bule yang menelfon dan meminta inokulasi untuk anjingnya yang berusia delapan minggu. Spontan saya bertanya balik, "Inoculation? Do you mean vaccination?". "Yes" jawabnya singkat Baru kali ini saya mendengar seseorang menyamakan vaksinasi dengan inokulasi. Kalau imunisasi disamakan dengan vaksinasi saya sendiri juga masih bisa memahami. Tapi kalau vaksinasi dengan inokulasi, sepertinya ada perbedaan antara keduanya. Antara vaksinasi, inokulasi, dan imunisasi sebenarnya sering bertukar tempat, penggunaannya bisa saling bergantian. Meskipun begitu demi kepuasan akhirnya saya memutuskan untuk menelisik kembali makna dari ketiga kata tersebut. Menurut situs www.whatthedifferencewith.com vaksinasi adalah proses memasukkan suatu agen infeksi yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan/manusia untuk mendapatkan kekebalan sehingga nantinya mampu melawan penyakit tertentu. Contohnya seperti vaksin cacar, vaksin polio, dan vaksin-vaksin lain yang digunakan untuk hewan. Imunisasi adalah proses di mana seseorang atau hewan menjadi terlindungi terhadap penyakit. Atau dapat juga dikatakan bahwa imunisasi adalah suatu proses dimana sistem kekebalan tubuh membentuk benteng pertahanan dari serangan penyakit. Proses untuk menjadi kebal ini bisa didapatkan jika manusia/hewan tersebut melakukan vaksinasi. Terakhir adalah inokulasi yaitu pengenalan organisme penyebab penyakit ke dalam tubuh. Istilah ini juga merujuk pada proses dimana beberapa agen infeksi sengaja ditumbuhkan dan dimasukkan ke dalam tubuh hewan/manusia sehingga nantinya terbentuk kekebalan. Sekilas memang hampir sama dengan vaksinasi. Namun sebenarnya istilah inokulasi ini lebih banyak saya dengar dalam laboratorium dan penelitian dimana yang diinokulasi adalah hewan percobaan. Kebanyakan buku teks mengenai bakteriologi dan virologi juga sering mengistilahkan inokulasi untuk proses memasukkan suatu penyakit ke dalam sel hidup/ hewan ketimbang dua istilah lainnya. Sedangkan vaksinasi sebenarnya lebih umum dan familiar dipakai pada hewan. Pada manusia imunisasi dan vaksinasi bisa saling bertukar tanpa perubahan makna. Kini jelaslah perbedaan antara ketiganya, serupa tapi tak sama. Semuanya bergantung pada penggunannya meskipun makna ketiganya sangat mirip.

Resep Onde-onde

Satu minggu yang dipenuhi dengan pikiran onde-onde akhirnya terbayar juga. Meskipun hanya sebuah resep tapi aku berencana untuk mereleasisakannya di dapur pribadi secepat mungkin :) Bahan isi: 50 gram kacang hijau kupas, rendam 1 jam 30 gram gula pasir 1 lembar daun pandan, simpulkan 1/8 sendok teh garam 50 ml santan dari 1/4 butir kelapa Bahan kulit: 125 gram tepung ketan putih 25 gram kentang kukus, haluskan 30 gram gula pasir halus 1/4 sendok teh garam 100 ml air hangat 50 gram wijen untuk pelapis minyak padat untuk menggoreng Cara Membuat : 1. Isi: kukus kacang hijau 20 menit. Angkat. Haluskan. 2. Tambahkan gula pasir, daun pandan, garam, dan santan. Masak sambil diaduk sampai kalis. Angkat. Biarkan dingin. Timbang masing-masing 10 gram. Bulatkan. 3. Kulit: campur tepung ketan putih, kentang kukus, gula pasir halus, dan garam. Aduk rata. 4. Tuang air hangat sedikit-sedikit sambil diuleni sampai kalis dan licin. 5. Timbang masing-masing 20 gram. Pipihkan. Beri isi. Bentuk bulat. Gulingkan di wijen. 6. Goreng dengan minyak tidak terlalu panas dengan api kecil sambil diaduk-aduk berputar sampai mengembang. Besarkan apinya menjadi api sedang. Goreng sampai matang. Satu lagi resep onde-onde yang bisa menjadi alternatif bahan : 100 ml air 175 gram gula pasir 1 butir telur 2 sendok makan minyak goreng 300 gram tepung terigu protein sedang 1/2 sendok teh baking powder 1/4 sendok teh soda kue 100 gram wijen untuk pelapis minyak untuk menggoreng Cara Membuat : 1. Didihkan air. Tambahkan gula pasir sampai larut. Ukur 200 ml. Dinginkan. 2. Kocok telur dan minyak goreng sampai rata. Masukkan sirup gula sedikit-sedikit sambil dikocok rata. 3. Tambahkan tepung terigu, baking powder, dan soda kue sambil diayak dan diaduk rata. 4. Timbang masing-masing 10 gram adonan. Bentuk bulat. Celup ke air. Gulingkan di wijen. 5. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan dengan api sedang sampai matang. resep didapatkan dari eresep.com