Hari ini ada sebuah film lagi yang baru
selesai ditonton, judulnya adalah “You are the apple of my eye”.
Film ini adalah film Taiwan. Awal dari mengetahui judul film ini
adalah sebuah ketidaksengajaan saat mencari makna dari “You are the
apple of my eye”. Film ini adalah film bergenre romantis. Film ini
disetting antara tahun 1994-2005. Inti ceritanya berpusat pada cinta,
persahabatan, dan kedewasaan. Pada scene pertama kita dibawa ke tahun
1994, masa dimana para siswa masih dalam masa remaja. Pada saat itu
terdapatlah seorang gadis cantik, pintar, dan terkenal di Sekolah
Menengah Atas bernama, Shen Chia Yi. Hampir semua siswa pria di
sekolah itu jatuh hati padanya termasuk Ko Ching Teng. Ko Ching Teng
adalah seorang siswa pemalas, nakal, miskin, dan nilainya selalu
paling bawah di kelas itu. Karena kenakalannya ini Ko Ching Teng
didudukkan di depan dari Shen Chia Yi dengan harapan Chia Yi bisa
membantu mengajari dan mengawasi Ching Teng.
Suatu hari Chia Yi lupa membawa buku
bahasa Inggris dan Ching Teng dengan sukarela memberikan bukunya
kepada Chia Yi lalu ia mengaku bahwa dialah yang lupa membawa buku.
Akibatnya Ching Teng kembali di hukum. Chia Yi merasa tak enak hati,
ia akhirnya mencoba membalas kebaikan Ching Teng dengan memberikan
latihan-latihan soal pada Ching Teng dan memintanya untuk tinggal di
kelas guna menemaninya belajar. Sejak saat itulah hubungan antara
keduanya membaik dan nilai Ching Teng perlahan meningkat.
Tak terasa para siswa tersebut lulus
sekolah dan mulai masuk sekolah (1997). Semuanya berpisah dan memilih
kampusnya masing-masing. Ko Ching Teng pun berpisah dengan Chia Yi
namun Ching Teng setiap hari menghubungi Chia Yi. Hubungan keduanya
tidak pernah dideklarasikan sebagai pasangan kekasih. Hingga pada
suatu liburan natal saat Ching Teng dan Chia Yi jalan-jalan bersama
Ching Teng menanyakan tentang hubungan mereka berdua. Saat Chia Yi
akan menjawab Ching Teng langsung memotongnya “Jangan beritahu aku,
biarkan aku terus mencintaimu”. Padahal di sini Chia Yi sudah
menulis jawabannya yang baru akan diketahui penonton di akhir cerita.
Waktu berlalu, Ching Teng yang tinggal
di asrama merasa jenuh dengan suasana akhirnya mengadakan sebuah
lomba adu kekuatan. Chia Yi yang mengetahui hal ini langsung marah
dan bertanya “Untuk apa, apa manfaatnnya, kau kekanak-kanakan. Aku
tak bisa memahamimu”. Di sinilah tampak kekontrasan antara Ching
Teng dan Chia Yi. Chia Yi sangat memuja kedewasaan dan selalu ingin
punya pacar yang dewasa pemikirannya. Akhirnya mereka berdua
berpisah, Ching Teng tidak mau meminta maaf karena merasa tidak
bersalah sementara Chia Yi mengharapkan Ching Teng bisa bersikap
lebih dewasa.
“Bagian yang menyakitkan dari
pendewasaan adalah wanita selalu lebih dewasa daripada laki-laki
seumurannya. Tak satupun pria lebih dewasa daripada wanita
seumurannya”
Berita antara Ching Teng dan Chia Yi
berpisah pun menyebar. Teman-teman yang dulu menyukai Chia Yi kembali
merapat. Chia Yi akhirnya menjatuhkan pilihan pada A-ho, pria
berkacamata dan berpikiran dewasa. Namun, pikiran Chia Yi masih belum
bisa lepas dari Ching Teng. Mereka pun putus setelah lima bulan
berpacaran. Setelah dua tahun tidak menghubungi Chia Yi, Ching Teng
baru kembali mengontak ketika terjadi gempa bumi di Taiwan. Saat
itulah pembicaraan antara mereka berdua mengukuhkan bahwa mereka
berdua memang tidak ditakdirkan untuk bersama.
“Kenapa saat itu kau tidak mau
berpacaran denganku?”
“Kata orang masa paling indah adalah masa pendekatan. Saat sudah pacaran perasaan itu akan cepat hilang. Jadi aku pikir, aku sebaiknya membiarkanmu mengejarku lebih lama.Sebaliknya kalau kita langsung pacaran rasanya kurang menyenangkan ”
“Kata orang masa paling indah adalah masa pendekatan. Saat sudah pacaran perasaan itu akan cepat hilang. Jadi aku pikir, aku sebaiknya membiarkanmu mengejarku lebih lama.Sebaliknya kalau kita langsung pacaran rasanya kurang menyenangkan ”
“Kau percaya dengan dunia paralel*?
Mungkin di dunia itu kita berdua pacaran” (dunia yang sejajar
dengan realita)
Tahun 2005, Ching Teng yang saat itu
menjadi seorang penulis mendapatkan sebuah telefon.
“Kenapa, apa kau ingin aku mengejarmu
lagi?” tanyanya
“Kali ini sepertinya sudah tidak bisa
lagi” jawab telefon di seberang
Ya, Shen Chia Yi akhirnya menikah dengan pria pilihannya yang bukan Ching Teng
Film ini banyak sekali memberikan makna
tentang proses pendewasaan. Bagi Ching Teng yang saat itu malas
belajar ia berkata “Untuk apa belajar, Sepuluh tahun lagi kau tidak
akan tahu arti dari algoritma”. Chia Ying mengiyakan lalu
menambahkan
“Jangan mengharapkan sesuatu kalau tidak pernah berusaha.”.
Film ini secara tidak langsung juga menunjukkan bagaimana seseorang bisa berhasil meraih mimpinya.
“Orang yang bisa mewujudkan impiannya bukan orang yang pintar di sekolah melainkan orang-orang yang terus bekerja keras.”
“Jangan mengharapkan sesuatu kalau tidak pernah berusaha.”.
Film ini secara tidak langsung juga menunjukkan bagaimana seseorang bisa berhasil meraih mimpinya.
“Orang yang bisa mewujudkan impiannya bukan orang yang pintar di sekolah melainkan orang-orang yang terus bekerja keras.”
Pada satu scene liburan sebelum ujian
masuk perguruan Tinggi, saat menjawab ingin menjadi apa di masa depan
Ching Teng berkata “Aku ingin menjadi orang hebat. Aku ingin dunia
menjadi sedikit lebih baik karenaku”. Di sini sebenarnya tampak
sedikit gaya pemikiran Ching Teng yang mulai dewasa namun sikap
kekanak-kanakannya masih lebih dominan.
Akhir cerita tak seperti yang
diharapkan penonton. Hubungan Shen Chia Yi dan Ko Ching Teng tidak
berakhir di pelaminan. Sesuai dengan keinginannya, Chia Yi menikahi
pria yang lebih tua dan nampak lebih dewasa daripada diriny.
Sementara Ko Ching Teng melepas Chia Yi untuk orang lain namun tetap
membiarkan perasaan cintanya tetap ada, sesuai dengan judulnya “You
are the apple of my eye”.
“Saat kau mencintai wanita, kau akan
bahagia saat ia menemukan pria idamannya. Kau pasti mendoakannya bahagia selamanya”
*Note
makna dari “Apple of my eye” from urban english
One's
favorite person; the one you love most.
In Old
English, the pupil of the eye (the round, dark center) was called the
'apple'. It was thought that the pupil was a round object much like
an apple (a piece of fruit). When you look at someone, their
reflection appears in your pupil. So if someone is the 'apple of your
eye', he or she is someone that you look at a lot and enjoy seeing.
Personal tought about the character and story
Secara keseluruhan saya suka dengan karakter yang dimunculkan di film ini, sangat natural dan real. Para pemainnya juga sangat apik memerankan karakter masing-masing. Yang menjadi kurang mengenakkan adalah adanya adegan-adegan touch about pornography. Menurut saya pribadi adegan-adegan itu bisa dihilangkan atau diganti dengan yang lain. Sepertinya tidak akan mengubah makna dan jalannya cerita sebab main point cerita ini adalah Shen Chia Yi. Mengomentari tentang pemilihan pemain, sangat sempurna. Meskipun antara pemeran Shen Chia Yi (Michele Chen) dan Ko Ching Teng (Ko Cheng Tung) memiliki perbedaan usia yang cukup jauh. Saat memerankan Chia Yi, Michele Chen berusia 28 tahun namun ketika didandani menjadi seorang siswa SMA masih cocok sekali. Walaupun pada akhir cerita saat ia didandani menjadi seorang pengantin ia terlihat dewasa dan perbedaan usia tampak sekali dengan pemain lainnya. But it's OK cause it's about the story line.
No comments:
Post a Comment